Saturday 24 September 2011

Story_Telling

Ada cerita, dan di cerita ini bukan untuk menjelekkan orang lain tapi utk mencari hikmah dari kejadian tersebut.
Beberapa hari yang lalu bapaku ada rencana merombak rumahnya yang sudah berpuluh tahun blm diperbaiki kusennya,dan benarlah akhirnya setelah cuma dikasih pemanis dengan triplek utk memanipulasi kusen selama 10 tahun, dirombak dan keropok dan tak lagi bisa disebut kusen. akhirnya mempekerjakan tukang yang awalnya utk memperbaiki dinding dengan keramik di seluruh ruang tamu, tapi dalam pengerjaanya selama beberapa hari akhirnya dia dialihkan menset up kusen saja yang sudah dipesan dengan perbaikan 5 kusen utk pintu dan alhasil pekerjaannya masih lama dan tidak rapi dalam pengerjaanya seperti bukan tukang setelah dia mencoba memasang keramik dinding, ternyata lebih cepat pengerjaan adik iparku yang coba membantu malah bukan tukang keramik.
Lama kerjanya mugkin karena termakan usia masih wajar, tapi seharusnya pengalaman tdk akan bisa membodohi umur walau sudah renta sekalipun kita memaklulmi itu, cuma waktu juga biaya per hari yang kita keluarkan untuk dia sebesar 70rb/hari plus tidur terkadang ngopi juga makan bisa 2x terasa tidak sesuai jadinya untuk seorang tukang, apa karena sengaja diperlambat pengerjaannya biar lebih banyak dapat uangnya?Bapa menerimanya di kala butuh tukang yg tadinya tidak ada siapa2 karena ipar ada kerjaan yg lain sedangkan keramik juga kusen dan semen sudah dibeli sebelumnya dan tiba2 ada yg menawarkan dari orang yg membatalkan kesepakatan sebelumnya dgn membawa tukang yang baru utk bisa dipekerjakan. kenapa perlu pekerja yg masih muda walau pengalaman bisa lebih hebat yg lebih tua tapi yang muda staminanya masih mumpuni, skill bisa diasah dan dikembangkan kecuali yang tua dengan semangat muda tenagany dan tentang kecepatan, kotor rumah dan pingin secepatnya pekerjaan beres biar bersih lagi rumahnya, enak nempatinnya, makanya perlu tukang selain biar rapi hasilnya, tentunya bisa cepat juga pengerjaanya karena ada ahli di bidangnya alias professional. bukan waktunya lagi mengulur2 waktu, y mungkin dia mikirnya dapat job susah dan disini ladang uang utk pekerjaan dgn melambatkan pekerjaan yg harusnya sejam jadi berjam-jam mengerjakan hal-hal yang tidak penting!
Dan ternyata dia bukan tukang tapi laden yg suka bantu-bantu kata tetangga yg mengenalnya.
Kita perlu tukang kenapa laden yg ditawarkan sedangkan kamilah laden yg bobok tembok jg ngaduk2 semen jadi gak perlu laden lagi, tapi tukang keramik yg kami perlu. Akhirnya adik n ka2 iparku yg menyelesaikan pekerjaan keramik dinding rumah bapa sampai selesai, dan aku jadi laden. Hitung2 fitness gratis di rumah ortu ;-p

No comments:

Post a Comment

Tidak ada judul (sekali berarti)

20 tahun berlalu, apapun yang sudah terlalui, atau menjadi apa kita sekarang.. kita pernah ada, tahun yang mengagumkan. da...