Monday 16 June 2014

Rentetan sebuah peristiwa...(di kostn)_Rev

Chapter 1.
Permulaan...

Motor di gas, malah gak jalan.
pemeriksaan awal, servis dan ganti oli, tapi ternyata masih bermasalah.
setelah semua di cek, ternyata ada penyumpatan di knalpot.

Gak terpikir sebelumnya,
apakah di kostn atau ditempat kerja, batu atau apalah masuk kedalam knalpot yang mengakibatkan pembuangan gak lancar dan motor tidak berjalan.

Aku berharapnya anak kecil yang gak sengaja masukin kelereng ke knalpot makanya saya amankan motor dari kostn dl walau belum tau dimana kejadiannya dan kapan, karena orang jalan pun bisa sembarangan ngasih batu ke knalpot sambil selewat jalan. Selama ini baik-baik saja walau ada clash (perang dingin) dengan orang kostn tapi apakah sampai sejauh itu dan karena apa? tapi jika orang sengaja melakukannya. Yang paling jahat adalah, dia membuat kita bersu'udzan, mengira-ngira A,B,C sampai Z yang ujung-ujungnya bisa jadi fitnah kalau apa yang kita sangka ternyata bukan pelakunya.

Sifat iri, dengki bahkan fitnah itu Yang paling bahaya dari perbuatan yang dilakukannya kepada orang lain adalah bisa membunuh karakter seseorang di tempat kerja ataupun lingkungan bahkan punish sosial. Stop Bullying!!

Masih ada teman, saudara bahkan orang tua yang tentunya akan selalu peduli terhadap kita.

Mungkin saya pernah berbuat salah yang tidak saya sadari, Jadi biarlah Allah sebagai Hakim yang seadil-adilnya.


Chapter 2.
Klimaks


Ibu,(Perjalanan masih panjang...)

Saat hati bergejolak karena hal yang tidak berkenan dihati
Jiwa muda ini menolak untuk dizhalimi,
cukup!..cukup sampai disini.
Apa hak kalian,
Kita juga bayar disini
diruang 4 x 5 meter ini.
termasuk dapur bersama, kamar mandi dan
ruang tamu bersama.

Ingin rasanya kulabrak pintu itu dan kulayangkan bogem mentah
kalau norma kesopanan dan menghargai orang,
sudah tak kau pedulikan lagi.
Jangan kau tersenyum didepanku tapi kau tusuk juga punggungku

Tapi...
Pesan ibu,
"Jangan sampai kau marah, apalagi berurusan dengan aparat
apalagi kau sekarang seorang pegawai yang harus menjaga nama baik dirimu juga instansi".

Mmh..
Ibu,Hidup dizaman skrg, kita harus fight!
Yang lemah bisa dimakan si kuat.
Tapi..
Dimana kita berada skrg?
Ukuran lemah dan kuat juga berbeda persepsi
bagi seorang preman, ulama, politikus juga pendidik
bagaimana pemahaman ilmu yang di dapat dan lingkungan dia tinggal.
Mungkin, hijrah bisa menjadi alternatif memilih tempat yang sesuai dengan kepribadian kita.

Dan akhirnya...
Serahkan semuanya kepada Allah
Mengalah untuk menang,
lagi...
Biarkanlah mereka berbuat sesuka hatinya disana,
Kita jangan belajar untuk membenci bahkan anarki.
i'm so tired...

Masih panjang perjalanan ini,
ini urusan pepesan kosong yang pilihannya,
Hanya Hijrah atau jadi orang dungu disana.
padahal, cuma butuh tempat berbaring dan mandi sementara,
Tak lebih...

Ini sebuah pembelajaran,
karena tidak menutup kemungkinan jikalau kita hijrah pun
bisa lebih parah situasinya dari saat ini,
kita akan terus bersosialisasi...

Ibu, adalah keramat yang hidup
Ibu hanya khawatir dan terlalu sayang
sehingga terkadang membuat kita bimbang,
Dia mengenal anaknya ketika berubah jadi merah atau hitam akan seperti apa,
Dan aku adalah harapan buat mereka
Ketika susah pun, Dialah yang pertama mengulurkan tangan
bahkan sakitnya kita, akan menjadi sakitnya juga.

Anakmu sudah punya beban dan tanggung jawab
jadi sudah bisa dan harus menentukan langkah sendiri,
tapi kau benar bu..
berbuat khilaf sedikit saja, hukum sudah bisa bermain disana.

Astaghfirullahal'adzim...
Allah penolong kita
S'moga selalu menolong kita
di dunia dan akherat nanti.
amien.

Jalan lurus ini tidaklah mudah
tapi bukanlah hambatan untuk kita bisa tetap berjalan.

Untuk kawan,sahabat juga saudaraku..
Maaf sekiranya kujarang berkunjung
dan hp digenggamanku pun jarang call juga sms
tapi, bukan berarti ku melupakanmu,
jangan..
kau lihat sendiri,
aku masih sibuk dengan diriku sendiri, lingkungan juga keluargaku.
aku masih membangun sebuah rumah..
bersama istri.
dan aku belum terbiasa dengan basa basi di telp,
Jadi alangkah baiknya jika kau yang mendatangiku
atau cukup kau berikan senyuman jika suatu hari kita bertemu
jangan kau berpaling karena aku malas dengan sms or call.

Musuhku adalah diriku sendiri yang harus ditaklukkan,
Semoga aku selalu ingat pesanmu bu,
perjalananku masih sangat panjang
banyak hal diluar sana yang bisa aku gali dan lakukan
untuk esok yang lebih terang lagi.
Api ini tetap kusimpan hanya sebagai penyemangat,
jangan sampai menghanguskanku jadi debu yang tertiup angin
aku juga lelah dan tak ingin menjadi merah atau hitam lagi
mereka menggodaku lagi dan lagi..
aku hanya ingin menjadi putih atau biru saja.

Inilah hidup,
berbeda-beda jalan utk setiap orang
yang sama adalah, selalu ada hikmah disetiap kejadian
jikalau semuanya lurus-lurus saja,
curahan kata-kata ini, mungkin tidak akan tercipta.

Bandung, 300514


Chapter 3.
The End

Seperti wayang

Hidup ini seperti lakon..
kemarin kita dibawah, besok kita diatas
kemarin kita dibikin marah, dan besok, bisa dibikin senang..
dan begitu sebaliknya.

Semuanya adalah proses,
untuk kita akan menjadi apa?

Mau tidak mau,kita harus terlibat dalam sandiwara ini.
Merasakan sakit, bahagia dan semuanya.

seperti wayang.

Harus ada yang berbeda,
untuk menghilangkan kejenuhan.

sebuah karya,

Apapun hasilnya nanti,
setidaknya kita telah menuliskan sebuah sejarah
di lakon ini.


Bandung, 100614


Tidak ada judul (sekali berarti)

20 tahun berlalu, apapun yang sudah terlalui, atau menjadi apa kita sekarang.. kita pernah ada, tahun yang mengagumkan. da...