AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
(Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya yang terbuang dan ingin hidup seribu tahun lagi......)
KRAWANG-BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
(1948)
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957
(Kita Merdeka, merasakan hidup dan bernafas bebas karena Allah dan perjuangan para pahlawan,maka kenanglah mereka para pahlawan yang gugur utk bangsa ini.)
DOA
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling.
(Tuhan diatas segalanya)
Puisi2 karya Chairil Anwar.
Kita Hidup sementara disini, tapi apa yang bisa kita ambil dari hidup yang sementara ini.
Tuesday, 26 June 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tidak ada judul (sekali berarti)
20 tahun berlalu, apapun yang sudah terlalui, atau menjadi apa kita sekarang.. kita pernah ada, tahun yang mengagumkan. da...

-
Kalau orang sudah tidak suka, apapun yang kita lakukan, yang benar pun bisa terlihat salah tapi yang sangat salah itu, jika kita tidak ...
-
Foto kiriman dari teman sesama DKM Jundullah, terharu.. karena perjalanan setelah perkuliahan itu, panjang dan banyak cerita didala...
No comments:
Post a Comment